Tampilkan postingan dengan label Asma Nadia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Asma Nadia. Tampilkan semua postingan
Minggu, 02 Juni 2013 0 komentar

Asma Nadia | Istana Kedua



"Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?"
(Asma Nadia, Istana Kedua)

*Download Novelnya di sini.
Jumat, 31 Mei 2013 0 komentar

Asma Nadia | Aisyah Putri : Hidayah Buat Sang Bodyguard



Aisyah Putri diam-diam punya bodyguard ! Terus kabarnya lagi, meski bodyguardnya berkulit gelap, tapi orangnya cool dan manis banget. Apalagi rambutnya rada-rada gondrong kayak aktor-aktor beken korea itu lho!

Tapi, ngomong-ngomong sejak kapan sih Putri pakai Bodyguard.

*Pingin tau gimana cerita serunya? Download Novelnya di sini.
Senin, 20 Mei 2013 0 komentar

Asma Nadia | Aisyah Putri



Penulis: Asma Nadia

Ya gitu deh yang terjadi belakang ini di SMA 2000. Para ABG-ers itu kena demam chatting. Bahkan Icha, sohib Aisyah Putri yang belum lama pakai jilbab sampai punya rencana nikah setelah beberapa kali chatting dengan cowok yang punya nickname Cute Guy. Nikah? Ya ampyuuun.. sampai segitunya.

Ternyata lagi demam internet juga melanda abang-abangnya Aisyah Putri, lho. Ke empat cowok yang merasa ganteng itu ikut-ikutan chatting, blogging, friendster, multiply, face book, you know-lah..

*Mau tau ceritanya? Download novelnya di sini.
Rabu, 15 Mei 2013 0 komentar

Asma Nadia | Ada Rindu di Mata Peri



Penulis: Asma Nadia

Bagi Neta, Mama adalah teman curhat dan partner belanja paling asyik. Sementara Peter, teman sekelas Ken yang sering dijuluki sebagai Anak Mami, dengan mata mengristal bercerita,"Punya Mami itu spesial, Ken. Pelukan Mami paling oke, tempat paling hangat paling..."

Ketika Peter kehilangan kata-kata, Ken merasa rindunya terhadap ibu semakin membukit. Seandainya saja ia terlahir sebagai seorang peri. Dua kepak sayap keemasan menopang tubuh mungil melayari langit tiap matahari terbit. Menuju rindu hingga langit ketujuh. Rindu. Sangat rindu Tapi bagaimana mengeja rindu kepada yang sudah tiada?

Mereka bilang ibunya meninggal ketika Ken masih berusia satu tahun. Mereka juga bilang, ibunya cuma masa lalu. Mungkin karena itu tak satu pun pertanyaan Ken diangap penting untuk dijawab. Bagaimana ibu meninggal? Di belahan mana bumi mendekapnya?

Sebab mereka, dengan cara yang sempurna, telah memutus semua jejak, hingga tak ada lagi yang bisa dikenang. Ken sedih, frustrasi. Setiap malam harus melukis wajah Ibu dalam kanvas imajinasi, dalam khayal dan mimpi-mimpi. Seandainya saja terlahir sebagai seorang Peri, mungkin ia bisa memilih dongeng yang lebih indah. Tapi Ken bukan peri..!

*Download novelnya di sini.
Minggu, 12 Mei 2013 0 komentar

Asma Nadia | Rembulan di Mata Ibu



Penulis: Asma Nadia

Seingat Diah, selama ini Ibu tidak pernah bersikap lembut kepadanya. Jangankan bersikap lembut, tersenyum saja barangkali hanya sesekali, itu pun bukan senyum ramah, melainkan senyum mengejek.

Hingga suatu ketika, Diah bisa keluar dari kungkungannya, Diah mendapat beasiswa untuk kuliah di kota lain. Waktu itu Diah berharap Ibu akan senang mendengarnya, tapi malah sebaliknya, Ibu mengejek dengan mencerca pendidikan yang akan ditempuhnya.

Dan sekarang, setelah hampir lima tahun tidak berjumpa, tiba-tiba Ibu meminta Diah pulang. Ada apa gerangan? Apa Ibu belum puas memusuhinya? Atau sebaliknya? Cerita ini terbalut dalam Rembulan di Mata Ibu.

*Download novelnya di sini.
 
;